1. Istilah - istilah dalam Farmakognosi
Simplisia : adalah
bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan.
Simplisia nabati : adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman.
Eksudat tanaman : Adalah
isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel dengan
cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang
dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat
kimia murni.
Simplisia hewani :
adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat yang
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia mineral :
adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah atau
dioleh dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Alkaloida : adalah suatu
basa organik yang mengandung unsur Nitrogen (N) pada umumnya berasal
dari tanaman , yang mempunyai efek fisiologis kuat/keras terhadap
manusia.
Glikosida : adalah suatu
zat yang oleh enzim tertentu akan terurai menjadi satu macam gula serta
satu atau lebih bukan zat gula. Contohnya amigdalin, oleh enzim emulsin
akan terurai menjadi glukosa + benzaldehida + asam sianida.
Enzim : Adalah suatu
biokatalisator yaitu senyawa atau zat yang berfungsi mempercepat reaksi
biokimia / metabolisme dalam tubuh organisme.
Vitamin : adalah suatu
zat yang dalam jumlah sedikit sekali diperlukan oleh tubuh manusia untuk
membentuk metabolisme tubuh. Tubuh manusia sendiri tidak dapat
memproduksi vitamin.
Hormon : adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang mampengaruhi faal, tubuh dan mempengaruhi besar bentuk tubuh.
Pemerian : Adalah uraian
tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi merupakan informasi
yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa
bagian tanaman (kulit, daun, akar, dan sebagainya)
2. Tata Nama Simplisia
Dalam
ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia
nabati ditulis dengan menyebutkan nama genus atau spesies nama tananman,
diikuti nama bagian tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku
untuk simplisisa nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman dan
untuk eksudat nabati.
1. Nama latin tananman terdidri dari 2 kata, kata pertama mennunjukan genus dan kata kedua menunjukan spesies, misalnya nama latin pada Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya sedangkan sativa adalah spesiesnya. Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf besar dan huruf pertama dari petunjuk spesies ditulis dengan huruf kecil.
4. 5 Macam Cara Pemeriksaan Untuk Menilai Simplisia
Contoh :
1. genus + nama bagian tanaman : Cinchonae Cortex, Digitalis Folium, Thymi Herba, Zingiberis Rhizoma.
2. Petunjuk spesies + nama bagian tanaman : Belladonnae Herba, Serpylli Herba.
3. Genus+petunjuk spesies+nama bagian tanaman : Capsici frutescentis Fructus.
Keterangan : Nama spesies terdiri dari genus + petunjuk spesies
Contoh :
Nama spesies : Cinchona succirubra
Nama genus : Cinchona
Petunjuk species : succirubra
3. Tata Nama Latin Tanaman1. Nama latin tananman terdidri dari 2 kata, kata pertama mennunjukan genus dan kata kedua menunjukan spesies, misalnya nama latin pada Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya sedangkan sativa adalah spesiesnya. Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf besar dan huruf pertama dari petunjuk spesies ditulis dengan huruf kecil.
2. Nama
latin tananman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2
kata (3kata), 2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-).
Contoh : Hibiscus rosa – sinensis
3. Kadang-kadang terjadi penggunan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda, hal ini disebut homonim
dan keadaan ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru menggunakan
nama latin yang bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok
dengan uraian morfologis tersebut.
4. 5 Macam Cara Pemeriksaan Untuk Menilai Simplisia
1. Secara Organoleptik
Adalah
cara pemeriksaan dengan panca indera dan meliputi pemeriksaan terhadap
bentuk,bau,rasa pada lidah dan tangan, kadang-kadang pengamatan dengan
pendengaran, dalam hal ini diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian
luar dan bagian dalam, retakan-retakan atau gambaran-gambaran dan
susunan bahannya.
2. Secara Mikroskopik
Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.
3. Secara Fisika
Meliputi
penetapan daya larut, bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik
beku, kadar air, sifat-sifat simplisia dibawah sinar ultra violet,
pengamatan mikroskopik dengan sinar polarisasi dan lain sebagainya.
4. Secara Kimia
Yang
bersifat kualitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi
warna atau pengendapan. sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan
terlebih dahulu diadakan isolasi terhadap zat yang dikehendaki, misalnya
isolasi dengan cara pelarutan, penyaringan dan mikrosublimasi.
Pemeriksaan secara kimia yang bersifat kuantitatif disebut penetapan
kadar.
5. Secara hayati / Biologi
Pada umumnya bersifat penetapan potensi zat berkhasiat.