Sabtu, 31 Oktober 2015

FARMAKOGNOSI DASAR

1. Istilah - istilah dalam Farmakognosi
Simplisia : adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia nabati : adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman.
Eksudat tanaman : Adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia hewani : adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia mineral : adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah atau dioleh dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Alkaloida : adalah suatu basa organik yang mengandung unsur Nitrogen (N) pada umumnya berasal dari tanaman , yang mempunyai efek fisiologis kuat/keras terhadap manusia.
Glikosida : adalah suatu zat yang oleh enzim tertentu akan terurai menjadi satu macam gula serta satu atau lebih bukan zat gula. Contohnya amigdalin, oleh enzim emulsin akan terurai menjadi glukosa + benzaldehida + asam sianida.
Enzim : Adalah suatu biokatalisator yaitu senyawa atau zat yang berfungsi mempercepat reaksi biokimia / metabolisme dalam tubuh organisme.
Vitamin : adalah suatu zat yang dalam jumlah sedikit sekali diperlukan oleh tubuh manusia untuk membentuk metabolisme tubuh. Tubuh manusia sendiri tidak dapat memproduksi vitamin.
Hormon : adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang mampengaruhi faal, tubuh dan mempengaruhi besar bentuk tubuh.
Pemerian : Adalah uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi merupakan informasi yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa bagian tanaman (kulit, daun, akar, dan sebagainya)
2. Tata Nama Simplisia
       Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan nama genus atau spesies nama tananman, diikuti nama bagian tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisisa nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati.
       Contoh :

1. genus + nama bagian tanaman : Cinchonae Cortex, Digitalis Folium, Thymi Herba, Zingiberis Rhizoma.

2. Petunjuk spesies + nama bagian tanaman : Belladonnae Herba, Serpylli Herba.

3. Genus+petunjuk spesies+nama bagian tanaman : Capsici frutescentis Fructus.

Keterangan : Nama spesies terdiri dari genus + petunjuk spesies

       Contoh :

Nama spesies     : Cinchona succirubra

Nama genus       : Cinchona

Petunjuk species : succirubra
3. Tata Nama Latin Tanaman
 1. Nama latin tananman terdidri dari 2 kata, kata pertama mennunjukan genus dan kata kedua menunjukan spesies, misalnya nama latin pada Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya sedangkan sativa adalah spesiesnya. Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf besar dan huruf pertama dari petunjuk spesies ditulis dengan huruf kecil.
2. Nama latin tananman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3kata), 2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-). Contoh : Hibiscus rosa – sinensis
3. Kadang-kadang terjadi penggunan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda, hal ini disebut homonim dan keadaan ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok dengan uraian morfologis tersebut. 

4. 5 Macam Cara Pemeriksaan Untuk Menilai Simplisia
1. Secara Organoleptik
Adalah cara pemeriksaan dengan panca indera dan meliputi pemeriksaan terhadap bentuk,bau,rasa pada lidah dan tangan, kadang-kadang pengamatan dengan pendengaran, dalam hal ini diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan bagian dalam, retakan-retakan atau gambaran-gambaran dan susunan bahannya.

2. Secara Mikroskopik
Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.

3. Secara Fisika
Meliputi penetapan daya larut, bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku, kadar air, sifat-sifat simplisia dibawah sinar ultra violet, pengamatan mikroskopik dengan sinar polarisasi dan lain sebagainya.

4. Secara Kimia
Yang bersifat kualitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi warna atau pengendapan. sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih dahulu diadakan isolasi terhadap zat yang dikehendaki, misalnya isolasi dengan cara pelarutan, penyaringan dan mikrosublimasi. Pemeriksaan secara kimia yang bersifat kuantitatif disebut penetapan kadar.

5. Secara hayati / Biologi

Pada umumnya bersifat penetapan potensi zat berkhasiat.



CORTEX (Batang)

1. ALSTONIAE CORTEX (MMI)

Nama lain                           : Kulit Pule
Nama tanaman asal             : Alstonia scholaris (L) R.Br
Keluarga                              : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida- alkaloida ditamina, ekitamina, ekhitenina, akhitamidina, alstonina
Penggunaan                         : Antipiretika, antimalaria, stomakika, antidiabetika, antelmintika
Pemerian                             : Tidak berbau, rasa pahit, yang tidak mudah hilang
Bagian yang digunakan      : Kulit batang dan kulit cabang
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik


2. ALYXIAE CORTEX (MMI)
Nama lain                           : Pulasari
Nama tanam asal                 : Alyxia reinwardtii (BL), juga disebut Alyxia stellata (Roomset Schult)
Keluarga                              : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida zat pahit, kumarin, zat penyamak, minyak atsiri, asam organik
Penggunaan                         : Bahan pewangi, (campuran boreh), karminativa, antidemam
Pemerian                             : Bau dan rasa mirip kumarin, agak pahit
Bagian yang digunakan      : Kulit batang dan kulit cabang
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik
 
3. BURMANI CORTEX ( MMI)

Nama lain                           : Kulit manis jangan, Kulit kayu manis padang, Keningar
Nama tanaman asal             : Cinnamomum Burmani (Blume)
Keluarga                              : Lauraceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Minyak atsiri yang mengandung sinamil aldehid, sinamil asetat, borneol, simen. Zat penyamak, damar, bornil asetat
Penggunaan                         : Diaforetika, karminativa, anti iritansia, bahan pewangi, bumbu masak
Pemerian                             : Bau khas, rasa manis
Bagian yang digunakan      : Kulit batang
    Waktu panen                       : Panen pada umur 8 tahun, semakin tua umur tanaman, kulit relatif lebih tebal dan volume kulit pohon bertambah pula, sehingga kualitas dan kuantitas produksi akan lebih baik.
    Cara panen                          :
  1. Pohon ditebang sekaligus, tunggul tebangan diter bagian atasnya.
  2. Cara ditumbuk, yakni 2 bulan sebelum ditebang 5 cm dari leher akar, seluruh kulit batang dikupas setinggi 80 – 100 cm. Setelah 2 bulan baru ditebang maksudnya agar pengulitan mudah dilakukan dan diharapkan tumbuh tunas baru yang lebih sempurna pada permukaan tanah
  3. Pohon dipukul-pukul dengan benda tajam 2 bulan sebelum ditebang, dengan maksud untuk mendapat kulit yang tebal pada waktu pemotongan, sebab pada bekas – bekas pukulan akan menghasilkan pembengkakan kulit.
  4. Sistem Vietnam (sistem panen tanpa tebang), yaitu memotong sebagian kulit batang secara berselang- seling dengan ukuran panjang 30 cm, lebar 10 cm. Setelah kulit batang bertaut kembali sehabis panen pertama, lalu dilakukan panen kedua dan seterusnya.
Jenis – jenis                         : Dalam perdagangan dikenal sebagai Cassia vera.
Ada 2 varietas :
  1. Berdaun muda, berwarna merah pekat, banyak ditanam di Sumatera Barat dan Kerinci
  2. Berdaun hijau ungu.
    Perbedaan                           : Kayu manis pucuk merah mempunyai kualitas lebih baik, tetapi produksinya lebih rendah dari pada yang berpucuk hijau.
    Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik
4.  CINCHONAE   CORTEX (FI)

Nama lain                           : Kulit kina, Peruvian bark, Jesuit bark
Nama tanaman asal             : Cinchona succirubra
Keluarga                              : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida kinina, sinkonina, sinkodina, kina tanat, kinidin, asam tanat, asam kina, damar, malam
Persyaratan kadar                : Kadar kinin tidak kurang dari 8,0 %
Penggunaan                         : Antipiretika, antimalaria, amara.
Pemerian                             : Bau khas terutama dari kulit dahan, pada penyimpanan lama bau menghilang, rasa pahit dan kelat.
Bagian yang digunakan      : Kulit batang , kulit dahan, kulit akar
Sediaan                                 : Cinchonae extractum
Perbedaan                           :
Cinchona succirubra berisi 9 % alkaloida.
Cinchona ledgeriana berisi 6 – 10 % alkaloida.
Cinchona calisaya berisi 6 – 8 % alkaloida
Untuk memperoleh banyak kulit ditanam Cinchona succirubra
Untuk mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana
Untuk cepat-cepat mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana diatas Cinchona succirubra secara okulasi.
Cara panen                :
  1. Dicabut (cara Indonesia) pohon-pohon yang jaraknya 60 cm – 100 cm satu sama lain, dicabut seluruhnya dan diambil kulit batang dan kulit akarnya, setelah 6-7 tahun, pada daerah tadi dilakukan pencabutan lagi.
  2. Dipangkas : pohon-pohon yang berumur 7 tahun dipangkas batangnya beberapa cm di atas tanah, dari pangkal batang nanti tumbuh sejumlah cabang baru yang nanti juga dipungut.
  3. Dikikis : Kulit batang dikikis tanpa mengenai kulit kayunya
  4. Menurut penelitian ternyata kulit kina yang banyak terkena sinar matahari alkaloidnya lebih rendah dari kulit kina yang ditempat teduh. Jika kulit kina tersebut ditutupi dengan lumut, maka kadar alkaloidnya akan naik luar biasa. Setelah kulit kina ini di panen, bekasnya ditutupi lumut kembali, maka timbul kulit kulit kina baru yang juga tinggi kadar alkaloidnya. Pengambilan kulit dilakukan sedikit demi sedikit sampai seluruh kulit lama terambil.
Penyimpanan         :     Dalam wadah tertutup baik
5. CINNAMOMI CORTEX (FI)

Nama lain                           : Kulit Kayumanis, Ceylon Cinnamon
Nama tanaman asal             : Cinnamomum zeylanicum (BI)
Keluarga                              : Lauraceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Minyak atsiri yang mengandung egenol sinamilaldehida, zat penyamak, pati, lendir
Penggunaan                         : Karminativa, menghangatkan lambung, dicampur dengan adstringensia lainnya untuk obat mencret
Pemerian                             : Bau aromatik, rasa pedas dan manis.
Bagian yang digunakan      : Kulit bagian dalam yang diperoleh dari anak batang yang telah dipangkas.
    Cara panen                          : Tanaman yang berumur 2-3 tahun dipotong beberapa cm diatas tanah. Tunas-tunas baru dipilih 5-6 buah dan dibiarkan tumbuh untuk dipotong lagi setelah mencapai tinggi 2-3 meter.
                                                  Panen dilakukan pada musim hujan, batang-batang dikulit arah memanjang menjadi 2 bagian atau lebih. Diberkas dan didiamkan beberapa lama supaya terjadi fermentasi yang nanti mempermudah pengikisan epidermis dan jaringan hijau dibawah epidermis.
    Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

6. GRANATI CORTEX (MMI)

Nama lain                            : Kulit batang delima
Nama tanaman asal             : Punica granatum (L)
Keluarga                              : Punicaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida, gula, tanin
Penggunaan                         : Pengelat (astringensia)
Pemerian                             : Bau lemah, rasa agak kelat
Bagian yang digunakan      : Kulit batang
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik


HERBA (Daun)


 1. MENTHAE   ARVENSITIS   HERBA 

  1. Nama lain:       Daun poko
  2. Nama tanaman asal:    Mentha arvensis (L) varietas Javanica
  3. Keluarga:         Lamiaceae
  4. Bagian yang digunakan:         Daun dan pucuk berbunga
  5. Zat berkhasiat utama / isi:       Minyak atsiri yang mengandung mentol, damar,  zat  penyamak
  6. Pemerian:        Bau aromatik seperti mentol, rasa pedas dan dingin
  7. Penggunaan:    Karminativa, anti spasmodik, diaforetika
  8. Waktu panen:  Tanaman mulai berbunga sampai berbunga penuh
  9. Cara panen :
    1. Dilakukan dengan memotong batang rata dengan tanah.
    2. Panenan dapat dilakukan 3 kali tiap tahun
2. MENTHAE   PIPERITAE   HERBA

  1. Nama lain:       Herba pepermin
  2. Nama tanaman asal:    Mentha piperita (L)
  3. Keluarga:         Lamiaceae
  4. Bagian yang digunakan :   Daun dan pucuk berbunga
  5. Cara Panen:    
    1. Terna dipanen dengan cara memotong bagian tanaman dengan sabit atau gunting setek + 20 cm dari permukaan tanah, pada umur sekitar 3-4 bulan dilakukan pada saat tanaman berbunga 50-70% dari jumlah populasi tanaman.
    2. Bekas potongan batang akan mulai tumbuh, dan berkembang 3-4 bulan siap dipanen kembali.
    3. Panen dilakukan pada pagi hari pukul (08.00-10.00) saat udara cerah, agar tidak ada embun yang menempel pada daun yang menyebabkan daun/terna cepat busuk yang akan mempengaruhi aroma minyak
    4. Di Indonesia panen dilakukan 2 kali setahun. Di daerah asalnya panen bisa dilakukan sampai 3 kali setahun, hal ini karena irigasi yang teratur.
  6. Zat berkhasiat utama / isi:       Minyak atsiri yang mngandung mentol, metil asetat  dan menton
  7. Pemerian:        Bau khas aromatis, rasa pedas dan sejuk
  8. Penggunaan:    Karminativa
  9. Sediaan:          Oleum Menthae Piperitae (FI)
 
 3. PHYLLANTHI   HERBA

1.      Nama lain: Meniran
2.      Nama tanaman asal:          Phyllanthus niruri (L)
3.      Keluarga:   Euphorbiaceae
4.      Bagian yang digunakan:   Semua bagian diatas tanah
5.      Zat berkhasiat utama / isi: Zat pahit filantin, damar, mineral, zat penyamak
6.      Pemerian:  Bau aromatik , rasa pahit
7.      Penggunaan :         Diuretika
8.      Penyimpanan:        Dalam wadah tertutup baik
 

4. SERPYLLI   HERBA 
1.      Nama lain :            Herba serpili
2.      Nama tanaman asal:    Thymus  serpyllum (L) 
3.       Keluarga : Lamiaceae
4.      Bagian yang digunakan:   Daun dan pucuk batang
5.      Zat berkhasiat utama / isi :            Minyak atsiri yang mengandung timol, karvakol, pinen terpen, alkohol dan zat pahit serpilin
6.      Pemerian:   Bau aromatik , rasa pedas dan sejuk
7.      Penggunaan:          Ekspektoransia
8.      Penyimpanan:   Dalam wadah tertutup baik dan terlindung cahaya
   
5. STRAMONII   HERBA

1.      Nama lain: Herba stramonii
2.      Nama tanaman asal:    Datura stramonium , Datura stramonium varietas tatula
3.      Keluarga:   Solanaceae
4.      Bagian yang digunakan :  Daun dan pucuk berbunga
5.      Zat berkhasiat utama / isi:    Terutama daturin (hiosiamina), skopolamina
6.      Pemerian:    Bau tidak enak, rasa pahit
7.      Penggunaan:    Sesak nafas, nyeri, nyeri haid, parkinsonisme
8.      Persyaratan kadar : Hiosiamina tidak kurang dari 0,25 %
9.      Penyimpanan:    Dalam wadah tertutup baik 
6. THYMI   HERBA
1.      Nama  lain:            Herba timi
2.      Nama tanaman asal:    Thymus  vulgaris (L)
3.      Keluarga:   Lamiaceae
4.      Bagian yang digunakan:   Pucuk berbunga dan daun
5.      Zat berkhasiat utama / isi  :    Minyak atsiri yang mengandung timol, terdapat pula karvakol, pinen, linalool dan bornil asetat
6.      Pemerian:  Bau aromatik, rasa pedas, sejuk
7.      Penggunaan :         Obat batuk (ekspektoransia)
8.      Persyaratan kadar :            Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 1,0 % v/b
9.      Sediaan:    Thymi Extractum (Form Nas), Sirupus Thymi, Sirupus Thymi  Bromatus
10.  Penyimpanan:    Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya




SEMEN (Biji)

1. ARECAE SEMEN
      Nama Lain                          : Biji pinang, jambe
      Nama Tanaman Asal           : Areca catechu
      Keluarga                              : Arecaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Alkaloid berupa arecolin, tannin,
                                                    lemak
      Penggunaan                         : Memperkecil pupil mata, obat
                                                    cacing (antelmintik)
      Pemerian                             : Bau lemah, rasa kelat dan agak
                                                    pahit
      Bagian Yang Digunakan        : Biji
   
2. COFFEAE SEMEN
      Nama Lain                          : Biji kopi
    Nama Tanaman Asal           : Coffea robusta Linden ex de Wildem disebut juga Coffea canephora piere ex Froehner varietas Robusta dan beberapa spesies Coffea lain
      Keluarga                              : Rubiaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Kofein, sitosterin, stigmasterin,
                                                    kolin dan zat penyamak
      Penggunaan                         : Penawar racun (antidota), penurun
  panas (antipiretik), peluruh air seni
  (diuretic)
      Pemerian                             : Bau aromatic, khas, rasa pahit
      Bagian Yang Digunakan     : Biji yang telah disangrai dari buah
                                                    masak
 
3. COLAE SEMEN
      Nama Lain                          : Biji KOLA
      Nama Tanaman Asal           : Beberapa species cola a.l : Cola
                                                    Nitida dan Cola acuminata (Schott
                                                    et. Endl.)
      Keluarga                              : Sterculiaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Kofeina, sebagian bebas dan
      sebagian terikat dengan zat penyamak sebagai kolatin dan kolatein Theobromina, zat penyamak, kolalipase, kola-oksidase, zat warna merah kola.
      Penggunaan                         : Minuman yang menyegarkan
seperti halnya dengan teh, kopi, guarana dan lain-lainnya karena berisi kofeina
      Sediaan                               : Colae Extractum – F.I
      Bagian Yang Digunakan     : Keping biji dan inti biji
      Pemerian                             : Bau lemah, rasa pahit dan sepat
   


4. CUCURBITAE SEMEN
      Nama Lain                          : Biji labu merah
      Nama Tanaman Asal           : Cucubita moschata (Duchesne)
      Keluarga                              : Cucurbitaceae
      Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Minyak lemak zat yang aktif, pada
pengobatan cacing pita belum diisolir, tetapi mungkin terdapat dalam embrio dan selaput hijaunya.
      Penggunaan                         : Obat cacing pita, diberikan sebagai
                                                    emulsa segar
      Pemerian                             : Tidak berbau, rasa seperti minyak
      Bagian Yang Digunakan     : Biji
      Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik
 

5. FOENIGRAECI SEMEN
      Nama Lain                          : Biji Klabet
      Nama Tanaman Asal           : Trigonella foenumgraecum (L.)
      Keluarga                              : Papilionaceae
    Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Minyak atsiri, alkaloida trigonelin, lender, minyak lemak
    Penggunaan                         : Karminativa, tonikum, bahan pewangi
      Pemerian                             : Bau aromatic khas, rasa agak
                                                    pahit, tidak enak
      Bagian Yang Digunakan     : Biji
      Waktu Panen                       : Setelah berumur 3-4 bulan, tanaman dapat dipanen. Panenan dapat dilakukan setelah buah plong masak, tanaman dicabut, dijemur sampai buahnya kering. Buah yang kering ditumbuk untuk mengeluarkan bijinya Setelah biji tampi untuk memisahkan dari kotorannya yang masih terbawa, kemudian dijemur hingga kering dan disimpan
      Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik
 
 6. MYRISTICAE SEMEN
      Nama Lain                          : Pala, Nutmeg, Nux Moschata
      Nama Tanaman Asal           : Myristica fragrans (Houtt)
      Keluarga                              : Myristicaceae
    Zat Berkhasiat Utama / Isi  : Minyak atsiri yang mengandung miristin (bersifat membius), kamfer, minyak lemak (terutama berupa gliserida dari asam miristin, asam oleat dan asam linoleat, zat putih telur)
      Penggunaan                         : Bahan pewangi, karminativa,
stimulansia setempat terhadap saluran pencernaan, miristin berkhasiat membius, menyebabkan rasa kantuk dan memperlambat pernafasan
    Pemerian                             : Bau khas aromatic, rasa agak pahit, agak pedas dan agak menimbulkan rasa tebal di lidah
      Bagian Yang Digunakan     : Inti biji buah yang masak
      Waktu Panen                       : Setelah berumur 8-9 tahun, terus menerus berbunga dan berbuah sampai berumur 70-80 tahun. Agar pohon dapat berbuah baik, maka secara okulasi, cabang bunga jantan ditempelkan pada pohon betina. Pemungutan buah dilakukan 3× setahun, daging buah dibuang, selubung biji diambil hati-hati dipipihkan dan dijemur, biji juga dijemur atau dikeringkan diatas api sampai berbunyi. Apabila dikocok, dipecah, kulit biji dibuang dan diolesi kapur
      Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik